Pages

Sunday, July 20, 2014

hanya karena televisi terhalang bermimpi nabi SAW



Cerita ini saya dengar dari yang mulia Al habib Abdurrahman Bilfaqih putra dari Al marhum Al Muhadist Al Musnid Prof.Dr. Al Habib Abdullah Bilfaqih pengasuh pesantren Darul Hadist Malang, saat acara maulid nabi di kediaman Habib Alwi bin Muhammad Al Atas pada tahun 2010.

Beliau mengatakan: "di Madinah Al Munawarah ada seorang yang setiap malam bermimpi nabi SAW dalam tidurnya, tapi sudah beberapa malam beliau tak jumpa nabi SAW. Hal ini membuat beliau risau, ada apakah gerangan?

Lalu beliau menemui Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith seorang ulama Ahlussunnah yang berada di Madinah yang telah melahirkan banyak ulama dari berbagai pelosok dunia. Semoga Allah selalu menjaga beliau. Beliau salah satu ulama Ahlussunah waljamaah yang masih bertahan di daerah yang dicintai Nabi SAW Madinah Almunawarah. Meskipun di bawah tekanan pihak penguasa Wahabi Saudi Arabia.

Memang setelah jatuhnya Hijaz ketangan kekuasan Wahabi dan berubah menjadi Saudi Arabia pada sekitar abad ke 19 menjadikan ulama-ulama ahlussunah waljamaah semakin terpojokan. Bahkan tradisi keilmuan di Masjidil Haram dari beberapa Mazhab pun tak ada lagi. Mufti dari Syafiiah, Hanabilah, Hanafiah dan Malikiah pun mereka tiadakan.

Setelah menemui habib zein dan menceritakan keadaan yang di alaminya, habib zein malah berkata: kau sendiri yang tahu jawabannya. maka setelah merenung dan berfikir akhirnya ulama ini tahu jawabannya : pada suatu waktu ia melewati jalan di perkampungan, tak sengaja beliau melihat Televisi yang sedaang di nyalakan. Inilah penyebabnya hanya dari ketidak sengajaan melihat sesuatu yang kurang baik menjadikan diri beliau terhalang beberapa hari dari bermimpi Nabi SAW. lalu setelah beliau bertaubat dari hal tersebut beliau kembali mimpi berjumpa Nabi SAW.

Semoga saya dan pembaca artikel ini semua di karunia mimpi bertemu dengan kekasih Allah SWT sayyiduna Muhammad SAW. meskipun tiap hari diri ini berbuat maksiat. Mata, telinga, hati tak terhindar dari perbuatan yang buruk. Bijahinnabi SAW. Amiin.