Pages

Thursday, September 25, 2014

Peristiwa-peristiwa agung pada tanggal 10 Muharram


Dalam surah Attaubah ada 4 bulan yang di mulyakan Allah SWT di antaranya bulan Muharam dalam bulan ini terdapat berbagai peristiwa agung yang menjadi Ibrah atau pelajaran bagi umat manusia diantaranya pada tanggal 10 Muharam di namakan sebagai hari Asyura yang berasal dari bilangan Arab ’Asyrah’ berarti sepuluh adalah hari pertama Allah SWT menciptakan alam semesta. Pada hari itu pula untuk pertama kalinya Allah menurunkan hujan. Pada 10 Muharram itu juga Allah menciptakan Arsy Lauhil Mahfudz dan malaikat Jibril.

Pada hari itu pula di catat peristiwa agung di terima taubatnya nabi Adam kepada Allah setelah memakan buah khuldi, pohon terlarang di Surga. Pada tanggal 10 Muharram juga Nabi Idris di angkat oleh Allah kelangit. Nabi Nuh di selamatkan Oleh Allah setelah bumi di tenggelamkan selama enam bulan. Dan Nabi Ibrahim di selamatkan Allah dari pembakaran Namrudz.

Pada tanggal ini juga Allah menurunkan kitab taurat kepada Nabi Musa. Tanggal yang sama ketika Nabi yusup di bebaskan dari penjara dan Nabi Ya’kub di kembalikan kembali penglihatannya, Nabi Ayub di sembuhkan dari penyakit kulitnya serta di keluarkannya nabi Yunus dari perut Ikan Paus selama 40 hari 40 malam.  

Hal yang penuh mukjizat itu juga menjadi saksi terbelahnya laut merah menjadi dua, menyelamatkan nabi Musa dan pengikutnya dari kejaran tentara fir’aun. Pada tanggal 10 Muharam itu juga kesalahan-kesalahan  Nabi Daud di hapuskan Allah, Nabi sulaiman di karuniai kerajaan yang besar dan Nabi Isa AS di angkat ke langit.

Pada tanggal 10 Muharam ini pula terjadi peristiwa duka yang menyayat hati umat Islam yaitu pembantaian sayyidina Husein bin Ali bin Abi Tholib, Cucu kesayangan Rosulullah SAW.  Tragedi ini terjadi ketika Imam Husein bersama rombongannya sedang dalam perjalanan menuju Kuffah untuk memenuhi panggilan rakyat Irak yang berjanji akan membai’atnya sebagai Khalifah menggantikan ayahandanya Ali bin Abi Tholib.

Semula banyak yang tidak setuju dengan kepergiannya, Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Umar menyarankan agar ia tetap di kota Madinah. Sahabat-sahabat Imam Husein itu masih trauma, karena penduduk kuffah pernah mengkhianati kesetiannya kepada Khalifah Ali bin Abi Tholib.
Keberangkatannya terdengar oleh khalifah Yazid bin Muawiyah. Ia segera memerintahkan pasukannya untuk menghadang rombongan Husein.

Maka berangkatlah 4.000 tentara yang di pimpin oleh ibnu ziyad mencegat rombongan sayyidina Husein yang hannya berjumlah puluhan orang dari kerabat dekat Rosulullah SAW, di sebuah tempat bernama Karbala. Pasukan Ibnu Ziyad melakukan pengepungan dan penyerangan.

Pertempuran yang tidak sebanding pun tak terelakan dan berakhir dengan di bantainya seluruh anggota rombongan  kecuali adik sayyidina Husein bernama Siti Zainab dan keponakannnya Ali Zainal Abidin putra bungsu dari Imam Husein. Yang di kemudian hari melahirkan banyak keturunan yang bersambung kepada beliau diantaranya : Assegaf, Assakran, Al Atas, Alhabsyi, Alidrus, Al Jufri, Al Hadad, Al Munawwar, Al Bahar, Baharun, Banahsan ,bin Syihab dan lain sebagainya bisa dilihat pada Silsilah keturunan Rosulullah dari Sayyidina Husein.

Berkaitan dengan itu ada kelompok yang memperingatinya dengan cara melukai diri, menyayat tubuh sambil berdarah dengan dalih mengenang sayyidina Husein padahal hal tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.

Rosul mengajarkan agar kita berpuasa sunnah pada tanggal 10 Muharram sabda beliau SAW:
Yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
"Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadlan adalah puasa pada Syahrullah (bulan Allah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardlu." (HR. Muslim, no. 1982)

Diriwayatkan dalam Shahihain, dari Ibnu ‘Abbas, Ibnu Umar, dan Aisyah bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam telah berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya. Sementara Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu pernah menceritakan tentang puasa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam,

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
"Aku tidak penah melihat Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersemangat puasa pada suatu hari yang lebih beliau utamakan atas selainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari ‘Asyura dan pada satu bulan ini, yakni bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengabarkan tentang nilai keutamaannya dalam sabdanya,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Puasa hari 'Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1975)

Disunnahkan pula untuk menambah puasa Asyura dengan puasa pada hari sebelumnya, yaitu tanggal Sembilan Muharram yang dikenal dengan hari Tasu’a. Tujuannya, untuk menyelisihi kebiasaan puasanya Yahudi dan Nashrani. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata,

“Ketika Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa padanya, mereka menyampaikan, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.’ Lalu beliau shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam sudah wafat.” (HR. Muslim, no. 1916)

alasan yang paling kuat disunnahkannya puasa hari Tasu’a adalah untuk menyelisihi ahli kitab. Sabda Nabi SAW tentang puasa ‘Asyura,
لَئِنْ عِشْتُ إلَى قَابِلٍ لاَصُومَنَّ التَّاسِعَ
Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan.” (HR. Muslim)

Ibnu Hajar rahimahullaah dalam komentar beliau terhadap hadits, “Jika saya masih hidup di tahun depan, pasti akan berpuasa pada hari kesembilan”, Keinginan beliau untuk berpuasa pada hari kesembilan maknanya agar tidak membatasi pada hari itu saja. Tapi menggabungkannya dengan hari ke sepuluh, baik sebagai bentuk kehati-hatian ataupun untuk menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani.


Wednesday, September 24, 2014

ucapan Imam syafi'i tentang Tasawuf

PENJELASAN TENTANG UCAPAN IMAM SYAFI'I YG SERING DI POTONG DAN DI SALAH GUNAKAN OLEH WAHABI UNTUK MENYUDUTKAN SUFI

Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu meriwayatkan dengan sanadnya sampai Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu: “Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”

Perkataan Al Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu tersebut bersumber dari Manaqib Al Imam As Syafi’i yang ditulis oleh Imam Al Baihaqi.

Di dalam kitab itu, Imam As Syafi’i menyatakan, “Kalau seandainya seorang laki-laki mengamalkan tashawuf di awal siang, maka tidak tidak sampai kepadanya dhuhur kecuali ia menjadi kekurangan akal.” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)

Beliau juga menyatakan,”Aku tidak mengetahui seorang sufi yang berakal, kecuali ia seorang Muslim yang khawwas.” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)

Beberapa pihak secara tergesa-gesa menyimpulkan dari perkataan di atas bahwa Imam As Syafi’i mencela seluruh penganut sufi. Padahal tidaklah demikian, Imam As Syafi’i hanya mencela mereka yang menisbatkan kepada tasawuf namun tidak benar-benar menjalankan ajarannya tersebut.

Dalam hal ini, Imam Al Baihaqi menjelaskan,”Dan sesungguhnya yang dituju dengan perkataan itu adalah siapa yang masuk kepada ajaran sufi namun mencukupkan diri dengan sebutan daripada kandungannya, dan tulisan daripada hakikatnya, dan ia meninggalkan usaha dan membebankan kesusahannya kepada kaum Muslim, ia tidak perduli terhadap mereka serta tidak mengindahkan hak-hak mereka, dan tidak menyibukkan diri dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau sifatkan di kesempatan lain.” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/208)

Jelas, dari penjelasan Imam Al Baihaqi di atas, yang dicela Imam As Syafi’i adalah para sufi yang hanya sebatas pengakuan dan tidak mengamalkan ajaran sufi yang sesungguhnya.

Imam As Syafi’i juga menyatakan,”Seorang sufi tidak menjadi sufi hingga ada pada dirinya 4 perkara, malas, suka makan, suka tidur dan berlebih-lebihan.” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)

Imam Al Baihaqi menjelaskan maksud perkataan Imam As Syafi’i tersebut,”Sesungguhnya yang beliau ingin cela adalah siapa dari mereka yang memiliki sifat ini. Adapun siapa yang bersih kesufiannya dengan benar-benar tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla, dan menggunakan adab syari’ah dalam muamalahnya kepada Allah Azza wa Jalla dalam beribadah serta mummalah mereka dengan manusia dalam pergaulan, maka telah dikisahkan dari beliau (Imam As Syafi’i) bahwa beliau bergaul dengan mereka dan mengambil (ilmu) dari mereka.” (Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)

Kemudian Imam Al Baihaqi menyebutkan satu riwayat, bahwa Imam As Syafi’i pernah mengatakan,”Aku telah bersahabat dengan para sufi selama sepuluh tahun, aku tidak memperoleh dari mereka kecuali dua huruf ini,”Waktu adalah pedang” dan “Termasuk kemaksuman, engkau tidak mampu” (maknanya, sesungguhnya manusia lebih cenderung berbuat dosa, namun Allah menghalangi, maka manusia tidak mampu melakukannya, hingga terhindar dari maksiat).

Jelas, bahwa Imam Al Baihaqi memahami bahwa Imam As Syafi’i mengambil manfaat dari para sufi tersebut. Dan beliau menilai bahwa Imam As Syafi’i mengeluarkan pernyataan di atas karena perilaku mereka yang mengatasnamakan sufi namun Imam As Syafi’i menyaksikan dari mereka hal yang membuat beliau tidak suka. (lihat, Al Manaqib Al Imam As Syafi’i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)

Bahkan di satu kesempatan, Imam As Syafi’I memuji salah satu ulama ahli qira’ah dari kalangan sufi. Ismail bin At Thayyan Ar Razi pernah menyatakan,”Aku tiba di Makkah dan bertemu dengan As Syafi’i. Ia mengatakan,’Apakah engkau tahu Musa Ar Razi? Tidak datang kepada kami dari arah timur yang lebih pandai tentang Al Qur`an darinya.’Maka aku berkata,’Wahai Abu Abdillah sebutkan ciri-cirinya’. Ia berkata,’Berumur 30 hingga 50 tahun datang dari Ar Ray’. Lalu ia menyebut cirri-cirinya, dan saya tahu bahwa yang dimaksud adalah Abu Imran As Shufi. Maka saya mengatakan,’Aku mengetahunya, ia adalah Abu Imran As Shufi. As Syafi’i mengatakan,’Dia adalah dia.’” (Adab As Syafi’i wa Manaqibuhu, hal. 164)

Walhasil, Imam As Syafi’I disamping mencela sebagian penganut sufi beliau juga memberikan pujian kepada sufi lainnya. Dan Imam Al Baihaqi menilai bahwa celaan itu ditujukan kepada mereka yang menjadi sufi hanya dengan sebutan tidak mengamalkan ajaran sufi yang sesungguhnya dan Imam As Syafi’i juga berinteraksi dan mengambil manfaat dari kelompok ini.

Bahkan Imam As Syafi’i menasehatkan kita untuk menjalankan perkara syariat sebagaimana yang mereka sampaikan dalam kitab fiqih sekaligus menjalankan tasawuf untuk mencapai muslim yang baik, muslim yang sholeh, muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang Ihsan

Imam Syafi’i ~rahimahullah menyampaikan nasehat (yang artinya) ,”Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik (ihsan)?” [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]
Begitupula dengan nasehat Imam Malik ~rahimahullah bahwa menjalankan tasawuf agar manusia tidak rusak dan menjadi manusia berakhlak baik

Imam Malik ~rahimahullah menyampaikan nasehat (yang artinya) “Dia yang sedang tasawuf tanpa mempelajari fiqih (perkara syariat) rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawuf rusaklah dia, hanya dia siapa memadukan keduanya terjamin benar” .

Berikut adalah pendapat para ulama terdahulu yang sholeh tentang tasawuf.

Imam Nawawi Rahimahullah berkata :

أصول طريق التصوف خمسة: تقوى الله في السر والعلانية. اتباع السنة في الأقوال والأفعال. الإِعراض عن الخلق في الإِقبال والإِدبار. الرضى عن الله في القليل والكثير.الرجوع إِلى الله في السراء والضراء.

Pokok-pokok metode ajaran tasawwuf ada lima : Taqwa kepada Allah di dalam sepi maupun ramai, mengikuti sunnah di dalam ucapan dan perbuatan, berpaling dari makhluk di dalam penghadapan maupun saat mundur, ridha kepada Allah dari pemberian-Nya baik sedikit ataupun banyak dan selalu kembali pada Allah saat suka maupun duka “. (Risalah Al-Maqoshid fit Tauhid wal Ibadah wa Ushulut Tasawwuf halaman : 20, Imam Nawawi)

Al-Allamah al-Hafidz Ibnu Hajar al-Haitami berkata :

إياك أن تنتقد على السادة الصوفية : وينبغي للإنسان حيثُ أمكنه عدم الانتقاد على السادة الصوفية نفعنا الله بمعارفهم، وأفاض علينا بواسطة مَحبتَّنا لهم ما أفاض على خواصِّهم، ونظمنا في سلك أتباعهم، ومَنَّ علينا بسوابغ عوارفهم، أنْ يُسَلِّم لهم أحوالهم ما وجد لهم محملاً صحيحاً يُخْرِجهم عن ارتكاب المحرم، وقد شاهدنا من بالغ في الانتقاد عليهم، مع نوع تصعب فابتلاه الله بالانحطاط عن مرتبته وأزال عنه عوائد لطفه وأسرار حضرته، ثم أذاقه الهوان والذلِّة وردَّه إلى أسفل سافلين وابتلاه بكل علَّة ومحنة، فنعوذ بك اللهم من هذه القواصم المُرْهِقات والبواتر المهلكات، ونسألك أن تنظمنا في سلكهم القوي المتين، وأن تَمنَّ علينا بما مَننتَ عليهم حتى نكون من العارفين والأئمة المجتهدين إنك على كل شيء قدير وبالإجابة جدير.

Berhati-hatilah kamu dari menentang para ulama shufi. Dan sebaiknya bagi manusia sebisa mungkin untuk tidak menentang para ulama shufi, semoga Allah member manfaat kpeada kita dengan ma’rifat-ma’rifat mereka dan melimpahkan apa yang Allah limpahkan kepada orang-orang khususnya dengan perantara kecintaan kami pada mereka, menetapkan kita pada jalan pengikut mereka dan mencurahkan kita curahan-curahan ilmu ma’rifat mereka. Hendaknya manusia menyerahkan apa yang mereka lihat dari keadaan para ulama shufi dengan kemungkinan-kemungkinan baik yang dapat mengeluarkan mereka dari melakukan perbuatan haram.
Kami sungguh telah menyaksikan orang yang sangat menentang ulama shufi, mereka para penentang itu mendapatkan ujian dari Allah dengan pencabutan derajatnya, dan Allah menghilangkan curahan kelembutan-Nya dan rahasia-rahasia kehadiran-Nya. Kemudian Allah menimpakan para penentang itu dengan kehinaan dan kerendahan dan mengembalikan mereka pada derajat terendah. Allah telah menguji mereka dengan semua penyakit dan cobaan . Maka kami berlindung kepada-Mu ya Allah dari hantaman-hantaman yang kami tidak sanggup menahannya dan dari tuduhan-tuduhan yang membinasakan. Dan kami memohon agar Engkau menetapi kami jalan mereka yang kuat, dan Engkau anugerahkan kami apa yang telah Engkau anugerahkan pada mereka sehingga kami menjadi orang yang mengenal Allah dan imam yang mujtahid, sesungguhnya Engkau maha Mampu atas segala sesuatu dan maha layak untuk mengabulkan permohonan “. (Al-Fatawa Al-Haditsiyyah : 113, karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami)

Al-Imam Al-Hafidz Abu Nu’aim Al-Ashfihani berkata :

أما بعد أحسن الله توفيقك فقد استعنت بالله عز وجل وأجبتك الى ما ابتغيت من جمع كتاب يتضمن أسامي جماعة وبعض أحاديثهم وكلامهم من أعلام المتحققين من المتصوفة وأئمتهم وترتيب طبقاتهم من النساك من قرن الصحابة والتابعين وتابعيهم ومن بعدهم ممن عرف الأدلة والحقائق وباشر الأحوال والطرائق وساكن الرياض والحدائق وفارق العوارض والعلائق وتبرأ من المتنطعين والمتعمقين ومن أهل الدعاوى من المتسوفين ومن الكسالى والمتثبطين المتشبهين بهم في اللباس والمقال والمخالفين لهم في العقيدة والفعال وذلك لما بلغك من بسط لساننا ولسان أهل الفقه والآثار في كل القطر والأمصار في المنتسبين إليهم من الفسقة الفجار والمباحية والحلولية الكفار وليس ما حل بالكذبة من الوقيعة والإنكار بقادح في منقبة البررة الأخيار وواضع من درجة الصفوة الأبرار بل في إظهار البراءة من الكذابين , والنكير على الخونة الباطلين نزاهة للصادقين ورفعة للمتحققين ولو لم نكشف عن مخازي المبطلين ومساويهم ديانة , للزمنا إبانتها وإشاعتها حمية وصيانة , إذ لأسلافنا في التصوف العلم المنشور والصيت والذكر المشهور

Selanjutnya, semoga Allah memperbagus taufiqmu, maka sungguh aku telah memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala dan menjawabmu atas apa yang engkau mau dari pengumpulan kitab yang mengandung nama-nama kelompok dan sebagian hadits dan ucapan mereka dari ulama hakikat dari orang-orang ahli tasawwuf, para imam dari mereka, penertiban tingkatan mereka dari orang-orang ahli ibadah sejak zaman sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in dan setelahnya dari orang yang memahami dalil dan hakikat. Menjalankan hal ihwal serta thariqah, bertempat di taman (ketenangan) dan meninggalkan ketergantungan. Berlepas dari orang-orang yang berlebihan dan orang-orang yang mengaku-ngaku, orang-orang yang berandai-andai dan dari orang-orang yang malas yang menyerupai mereka di dalam pakaian dan ucapan dan bertentangan pada mereka di dalam aqidah dan perbuatan. Demikian itu ketika sampai padamu dari pemaparan lisan kami dan lisan ulama fiqih dan hadits di setiap daerah dan masa tentang orang-orang yang menisabatkan diri pada mereka adalah orang-orang fasiq, fajir, suka mudah berkata mubah dan halal lagi kufur. Bukanlah menghalalkan dengan kedustaan, umpatan dan pengingkaran dengan celaan di dalam manaqib orang-orang baik pilihan dan perendahan dari derajat orang-orang suci lagi baik, akan tetapi di dalam menampakkan pelepasan diri dari orang-orang pendusta dan pengingkaran atas orang-orang pengkhianat, bathil sebagai penyucian bagi orang-orang jujur dan keluhuran bagi orang-orang ahli hakikat. Seandainya kami tidak menyingkap kehinaan dan keburukan orang-orang yang mengingkari tasawwuf itu sebagai bagian dari agama, maka kami pasti akan menjelaskan dan mengupasnya sebagai penjagaan, karena salaf kami di dalam ilmu tasawwuf memiliki ilmu yang sudah tersebar dan nama yang masyhur “. (Muqoddimah Hilyah Al-Awliya, karya imam Al-Ashfihani)


Sunday, July 20, 2014

hanya karena televisi terhalang bermimpi nabi SAW



Cerita ini saya dengar dari yang mulia Al habib Abdurrahman Bilfaqih putra dari Al marhum Al Muhadist Al Musnid Prof.Dr. Al Habib Abdullah Bilfaqih pengasuh pesantren Darul Hadist Malang, saat acara maulid nabi di kediaman Habib Alwi bin Muhammad Al Atas pada tahun 2010.

Beliau mengatakan: "di Madinah Al Munawarah ada seorang yang setiap malam bermimpi nabi SAW dalam tidurnya, tapi sudah beberapa malam beliau tak jumpa nabi SAW. Hal ini membuat beliau risau, ada apakah gerangan?

Lalu beliau menemui Habib Zein bin Ibrahim bin Sumaith seorang ulama Ahlussunnah yang berada di Madinah yang telah melahirkan banyak ulama dari berbagai pelosok dunia. Semoga Allah selalu menjaga beliau. Beliau salah satu ulama Ahlussunah waljamaah yang masih bertahan di daerah yang dicintai Nabi SAW Madinah Almunawarah. Meskipun di bawah tekanan pihak penguasa Wahabi Saudi Arabia.

Memang setelah jatuhnya Hijaz ketangan kekuasan Wahabi dan berubah menjadi Saudi Arabia pada sekitar abad ke 19 menjadikan ulama-ulama ahlussunah waljamaah semakin terpojokan. Bahkan tradisi keilmuan di Masjidil Haram dari beberapa Mazhab pun tak ada lagi. Mufti dari Syafiiah, Hanabilah, Hanafiah dan Malikiah pun mereka tiadakan.

Setelah menemui habib zein dan menceritakan keadaan yang di alaminya, habib zein malah berkata: kau sendiri yang tahu jawabannya. maka setelah merenung dan berfikir akhirnya ulama ini tahu jawabannya : pada suatu waktu ia melewati jalan di perkampungan, tak sengaja beliau melihat Televisi yang sedaang di nyalakan. Inilah penyebabnya hanya dari ketidak sengajaan melihat sesuatu yang kurang baik menjadikan diri beliau terhalang beberapa hari dari bermimpi Nabi SAW. lalu setelah beliau bertaubat dari hal tersebut beliau kembali mimpi berjumpa Nabi SAW.

Semoga saya dan pembaca artikel ini semua di karunia mimpi bertemu dengan kekasih Allah SWT sayyiduna Muhammad SAW. meskipun tiap hari diri ini berbuat maksiat. Mata, telinga, hati tak terhindar dari perbuatan yang buruk. Bijahinnabi SAW. Amiin.

Friday, July 18, 2014

download kitab-kitab syeikh Abdul Qodir Al Jilani





1- آداب السلوك  DISINI
2- الأوراد القادرية DISINI
3- السفينة القادرية DISINI
4- الطريق إلى الله DISINI
5- الغنية لطالبي طريق الحق عز وجل DISINI
6- الفتح الرباني و الفيض الرحماني DISINI
7- ديوان عبد القادر الجيلاني DISINI
8- سر الأسرار ومظهر الأنوار فيما يحتاج إليه الأبرار  DISINI
9- فتوح الغيب DISINI
10- في الظاهر والباطن المسمى جلاء الخاطر DISINI



DOWNLOAD TERJEMAH MAULID SIMTUDDUROR

Saturday, July 12, 2014

DO'A AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ UNTUK GAZA PALESTINA




DO'A AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ UNTUK GAZA PALESTINA

اللهم يا الله يا حيُّ يا قيوم يا مَن هو المُستغاث، ويا مَن منه الغياث، لا إله إلا أنتَ تدارَك بفضلِك ورحمتِك ولطفِك ورأفتِك إخوانَنا المسلمين أهلَ لا إله إلا الله في غزَّة خاصة، بغياثٍ مِن عندك عاجل تكشف به الضرَّ عنهم، وتدفع به أيدي الظلمِ وأيدي الاعتداء، وأيدي الغطرسة والكبرياء، وأيدي التعدِّي والاعتداء .. ادفعها عنهم واصرفها عنهم.
وأيِّدهم مِن عندك بإيمانٍ ويقينٍ، وبرٍّ وتقوى ونصرٍ مكين، واحفظهم واكلأهم.. رجالَهم ونساءهم،وصغارهم وكبارهم، أديانَهم وأبدانَهم، وأموالهم وأعراضهم..

اللهم كُن لهم وتولَّهم بليالي هذا الشهر الكريم، وما جعلتَ فيه من الفضل العظيم، والجود والتكريم..
تدارَكهُم بغياثٍ مِن عندك يا حي يا قيوم، وفرِّج كروبَهم وكروبَ المسلمين أجمعين، وأرِنا يا رب ما تسرُّ به قلوبَ عبادك الصالحين، وما تُقرُّ به أعينَ المؤمنين بأسمائك وصفاتِك وذاِتك يا قويُّ يا متين .. يا أرحم الراحمين.


" Ya Allah, Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri, Engkau adalah tempat Kami memohon bantuan dan Engkau adalah pembawa bantuan - tidak ada Tuhan selain Engkau! Melalui karunia-Mu, rahmat, kelembutan dan kasih sayang limpahkan bantuan secepatnya untuk saudara Muslim kami, orang-orang penyebut kalimat la ilaha illa'Allah dan orang-orang dari Gaza khususnya, Lindungi mereka dari segala bahaya dan lindungi mereka dari penindasan, kesombongan dan serangan orang lain.
Berkati mereka dengan iman dan keyakinan, dengan kesalehan dan taqwa dan kemenangan lengkap. Lindungi pria dan wanita, muda dan tua. Lindungi tubuh mereka, agama mereka, kekayaan mereka dan kehormatan mereka.
Ya Allah, Demi malam bulan mulia ini dan karunia yang sangat besar dan kemurahan hati Mu yang telah ditempatkan di dalamnya, Rahmat Mu bersama mereka dan bantulah mereka! Hapus kepedihan dan penderitaan semua umat Islam. Kami meminta Kepada Mu dengan nama nama Mulia Mu Anda, tanda kebesaran dan esensi Mu untuk menunjukkan kepada kami, berikanlah Rasa sukacita pada hamba2 saleh Mu dan semua orang beriman, Wahai Yang Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
Dari: Al-Habib Alwi bin Utsman bin Yahya

Thursday, July 10, 2014

Perkara penyebab mudah bangun malam



1.  Jangan terlalu kenyang perutnya, jika perut kenyang maka akan banyak minum . Karena yang demikian itu akan menyebabkan ia terlalu mengantuk dan akan menjadi beratlah baginya untuk bangun beribadah di tengah malam.
 
2.  Hendaklah ia melazimkan tidur sebentar di siang hari, kerana yang demikian itu dapat menolong ia bangun di tengah malam.
 
3.  Hendaklah ia memahamkan dirinya tentang keutamaan beribadah di tengah malam dengan mempelajari ayat-ayat al-Quran dan Hadist-hadist yang menerangkan  keutamaannya, sehingga keazaman menjadi kuat dan kecenderungan untuk mendapatkan pahalanya tersemat di dalam hati. Di waktu itu tentulah keinginan bangun di tengah malam akan melonjak untuk mendapatkan kelebihan pahala dan untuk mencapai tingkatan-tingkatan syurga yang tinggi.

4.  Beribadah di tengah malam itu adalah suatu pertanda yang mulia, kareana ia menunjukkan kecintaan hati terhadap Allah dan membuktikan betapa kukuh keimanannya. Sebab kerjanya di waktu malam itu tiada lain melainkan semata-mata  bermunajat kepada Tuhan, sedangkan Allah menyaksikan segala gerak-lakunya dan menyingkap segala isi hatinya. Dan ketahuilah, bahwa segala gerak-laku hati di waktu itu adalah datangnya dari Allah Ta’ala, seolah-olah Allah sedang berkata-kata dengannya. Andaikata ia tergolong orang yang dikasihi Allah Ta’ala, tentulah dia akan berminat untuk berkhalwat ditengah malam dengan Tuhannya, dan ia akan merasa amal lezat bermunajat, manakala kelezatan bermunajat itu dapat menyebabkan ia semakin cenderung dan kuat untuk bangun beribadah di tengah malam. 

Wednesday, July 9, 2014

Allah menyebut nabi Yahya dengan sayyid




فَنَادَتْهُ الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَى مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ } 



ل عمران:39)


"Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi pemimpin, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.”

Allah SWT menyebut nabi yahya sebagai sayyid(pemimpin) dari pada orang-orang soleh. begitulah Allah memuliakan nabinya dengan panggilan yang Indah. Demikian pula Allah menyebut nabi Muhammad dengan panggilan yang lebih indah dan mulia dari pada nabi-nabi yang lain. karena beliau adalah manusia yang paling di kasihi dan dicintai Allah SWT juga sebagai sayyidul anbiya walmursalin (pemimpinnya para nabi dan para Rosul)

maka tinjaulah diri kita sebagai hamba Allah dan sebagai Ummat Nabi Muhammad.  kita lebih berhak untuk memanggil baginda nabi dengan sebutan sayyid sebagai adab dan penghormatan kepada beliau SAW.

Saya heran terhadap orang yang menyebut ini sebagai perbuatan yang berlebih-lebihan, kultus individu, padahal mereka sendiri memanggil rajanya dengan sebutan maulana, sayyid, dsb, padahal mereka hanya pemimpin sebuah negara di dunia yang fana.

Rosulullah SAW adalah pemimpin di dunia dan akhirat dan kita lebih wajib untuk memuliakannya karena Allahpun memulikan beliau.

Wallahu a'lam

Shalawat yang paling afdhal

Shalawat ibrahimiyah


 ٍ
Ini adalah paling sempunanya shigat shalawat kepada nabi. karena kekhususan sohihnya hadist tentang shawalat ibrahimiyah. telah meriwayatkan shalawat ini yaitu : Imam malik dalam Al muwatho, Imam Bukhori dan muslim dalam shohihnya, Imam Abu dawud, Turmudji dan Nasai. telah berkata Al hafiz Al Iroqi dan Assakhowi bahwasanya hadistnya muttafaqun alaih. telah di sebutkan dalam syarah dalailul Khoirot dan kitab lainnya.

Riwayat tentang lafaznya pun beragam dan ini (gambar di atas) adalah salah satunya. berkata syeikh Ahmad Assowi : diriwayatkan dari Imam Bukhori dalam kitabnya :" Barang siapa yang membaca shalawat ini maka aku akan bersaksi baginya  pada hari kiamat dengan persaksian dan aku akan memberinya syafaat". Hadist ini hasan dengan sanad yang shohih. dan berkata sebagian para ulama : Bahwasanya membacanya  seribu kali wajib bermimpi baginda nabi SAW"

Berkata Al Imam Ahmad Ibn Hajar dalam Kitab Jauharul Munadzom :  boleh menambahkan Sayyidina dalam shalat sebelum Muhammad untuk adab kita sebagai umat kepada nabi SAW . karena hadist "

 «لا تسودوني في الصلاة»

adalah hadist palsu dan tak ada asalnya. Prof. Dr. wahbah Zuhaili dalam kitab beliau  "Alfikhul Islam wa adillatuh" mengatakan : Ulama ulama syafiiyah dan Hanafiyah mensunahkan menambahkan lafadz sayyid dalam Sholawat Ibrahimiyah karena adab terhadap hak baginda SAW.

dalam hadist lain nabi pun pernah menjuluki beliau sendiri sebagai sayyid(pemimpin)nya bani adam

قال الإمام مسلم رحمه الله في أوائل كتاب الفضائل من صحيحه: حدثني الحكم بن موسى أبو صالح حدثنا هقل ـ يعني ابن زياد ـ عن الأوزاعي حدثني أبو عمار حدثني عبد الله بن فروخ حدثني أبو هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((أنا سيد ولد آدم يوم القيامة، وأوّل من ينشق عنه القبر، وأوّل شافع وأوّل مشفع)).


Berkata Imam Muslim rah.a pada awal-awal  kitab padail ,dalam sohihnya: telah meriwayatkan pada saya Ibnu Musa Abu Solih telah meriwayatkan pada kami Hakl yakni Ibnu Ziyad dari Al Auzai dari Abu Amar dari Abdullah bin Furuh dari Abu Khurairoh berkata : Nabi SAW bersabda :Aku adalah sayyid(pimpinan) anak adam pada hari kiamat, dan yang pertama di bangkitkan dari kubur, dan yang pertama memberikan syafaat

Riwayat -riwayat lain tentang penamaan sayyid:

 وقد رواه أبو داود في سننه في (كتاب السنة، باب في التخيير بين الأنبياء عليهم الصلاة والسلام) فقال: حدثنا عمرو بن عثمان حدثنا الوليد عن الأوزاعي عن أبي عمار عن عبد الله بن فروخ عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((أنا سيد ولد آدم، وأوّل من تنشق عنه الأرض، وأوّل شافع وأوّل مشفع)). ورواه الإمام أحمد في (المسند) فقال: حدثنا محمد بن مصعب حدثنا الأوزاعي عن يحيى عن أبي سلمة عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم  قال، فذكره ومتنه مثل لفظه عند أبي داود تماماً.
وللحديث شواهد كثيرة عن جماعة من الصحابة، فعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((أنا سيد ولد آدم يوم القيامة، وبيدي لواء الحمد ولا فخر، وما من نبي يومئذ آدم فمن سواه إلا تحت لوائي، وأنا أوّل من تنشق عنه الأرض)) رواه الترمذي في جامعه، وقال: حديث حسن صحيح. وعنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((أنا سيد ولد آدم ولا فخر، وأنا أوّل من تنشق عنه الأرض يوم القيامة ولا فخر، وأنا أوّل شافع، وأوّل مشفع ولا فخر، ولواء الحمد بيدي يوم القيامة ولا فخر)) رواه ابن ماجه في سننه، ورواه الإمام أحمد في (المسند) عن أبي سعيد، ولفظه: ((أنا سيد ولد آدم يوم القيامة ولا فخر، وأنا أوّل من تنشق عنه الأرض يوم القيامة ولا فخر، وأنا أوّل شافع يوم القيامة ولا فخر)). وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((إنه لم يكن نبي إلا له دعوة قد تنجزها في الدنيا، وإني قد اختبأت دعوتي شفاعة لأمتي، وأنا سيد ولد آدم يوم القيامة ولا فخر، وأنا أوّل من تنشق عنه الأرض ولا فخر، وبيدي لواء الحمد ولا فخر، آدم فمن دونه تحت لوائي ولا فخر)). ثم ذكر شفاعته صلى الله عليه وسلم  لأهل الموقف، رواه الإمام أحمد في (المسند). وأخرجه الدارمي في سننه عن أنس بن مالك رضي الله عنه بلفظ: ((إني لأوّل الناس تنشق الأرض عن جمجمتي يوم القيامة ولا فخر، وأعطى لواء الحمد ولا فخر، وأنا سيد الناس يوم القيامة ولا فخر، وأنا أوّل من يدخل الجنة يوم القيامة ولا فخر)). وأخرجه الإمام أحمد في (المسند) عن أنس بهذا اللفظ.
وأخرجه الخطيب البغدادي في تاريخه في ترجمة أحمد بن محمد بن القربيطي عن أنس بلفظ: ((أنا سيد ولد آدم يوم القيامة ولا فخر)).
وقد وردت الجملة الأولى من الحديث في الصحيحين وغيرهما في صدر حديث الشفاعة العظمى من حديث أبي هريرة رضي الله عنه بلفظ: ((أنا سيد الناس يوم القيامة)).


Riwayat-riwayat lain tentang lafadz  shalawat Ibrahimiyah


اللهم صل على محمد, وعلى أهل بيته, وعلى أزواجه وذريته, كما صليت على آل إبراهيم, إنك  حميد مجيد, وبارك على محمد, وعلى آل بيته, وعلى أزواجه وذريته, كما باركت على آل إبراهيم, إنك حميد مجيد"




 "اللهم صل على محمد, وعلى آل محمد, كما صليت على [إبراهيم, وعلى] آل إبراهيم, إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد, وعلى آل محمد, كما باركت على [ إبراهيم, وعلى] آل إبراهيم, إنك حميد مجيد



 "اللهم صل على محمد, وعلى آل محمد, كما صليت على إبراهيم [وآل إبراهيم], إنك حميد مجيد, وبارك على محمد, وعلى آل محمد, كما باركت على [إبراهيم و] آل إبراهيم, إنك حميد مجيد"



 "اللهم صل على محمد [النبي الأمي], وعلى آل محمد, كما صليت على [آل] إبراهيم, وبارك على محمد [النبي الأمي] وعلى آل محمد, كما باركت على [آل] إبراهيم في العالمين, إنك حميد مجيد



 "اللهم صل على محمد عبدك ورسولك, كما صليت على [آل] إبراهيم, وبارك على محمد [عبدك ورسولك], [وعلى آل محمد], كما باركت على إبراهيم [وعلى آل إبراهيم]" 



 "اللهم صل على محمد و [على] أزواجه وذريته, كما صليت على [آل] إبراهيم, وبارك على محمد و [على] أزواجه وذريته, كما باركت على [آل] إبراهيم, إنك حميد مجيد



 "اللهم صل على محمد, وعلى آل محمد, وبارك على محمد, وعلى آل محمد, كما صليت وباركت على إبراهيم وآل إبراهيم إنك حميد مجيد"
Wallahu A'lam






Monday, July 7, 2014

ketika makan sahur masih tengah malam



Dalam tulisan yang lalu telah di bahas tentang kesalahan-kesalahan dalam bersantap sahur. Diantaranya menyegerakan makan sahur satu atau dua jam sebelum subuh. tapi bagaimana jika kita ingin mengakhirkan makan sahur sedangkan keluarga terbiasa makan lebih awal. karena makanan sudah tersedia dan kitapun meski makan bareng maka apa boleh buat sahur pun lebih awal.

Namun ada solusi yang di sampaikan guru kami, jika makan sahur agak malam maka nanti ketika 15 atau 20 menit sebelum subuh usahakan kita minum dengan berniat sahur boleh di ucapkan boleh tidak yang penting niat dalam hati yang di utamakan. karena sesuatu bernilai ibadah jika di barengi niat. bahkan puasa tanpa niat di malamnya menjadikan puasa Ramadhan tidak sah.

Sabda nabi Shallahu alaihi wasallam :


إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرىء ما نوى

Sesungguhnya amal perbuatan tergantung kepada niatnya, dan pastinya bagi seseorang tergantung apa yang ia niatkan.


Wallahu a'lam

10 Ramadhan 1435 H  03.00 WIB


jalmi hina

kisah Ali r.a melewati kuburan

Kumail r.a bercerita : pada suatu hari, aku berjalan bersama Ali r.a hingga tiba di sebuah hutan. lalu Ali.r.a mendekati sebuah kuburan sambil berkata : wahai penghuni kubur! wahai penghuni tempat sunyi! wahai yang berbau busuk!wahai yang penuh ketakutan!. Bagaimanakah kabarmu? kemudian iapun  berkata " adapun kabar kami disini, hartamu sudah dibagi-bagikan, anak-anakmu telah menjadi yatim,dan isteri-isterimu telah menikah lagi inilah berita kami, ceritakanlah sedikit tentang kalian." seraya menoleh kepadaku, ia berkata: wahai kumail, seandainya mereka boleh dapat berbicara, maka mereka akan berkata bahwa sebaik-baik bekal adalah takwa . setelah berkata demikian ia(Ali r.a) menangis " Wahai kumail kubur adalah tempat menyimpan amal dan kita akan mengetahuinya setelah maut menjemput kita." ( Muntakhab, kanzul umal)

Tiga orang yang tak akan mampu menafsirkan Alqur’an



Tertulis dalam kitab kimiaus saadah bahwa ada tiga orang yang tidak akan mampu menafsirkan Al-Qur’an :
1. Orang yang tidak mampu memahami Bahasa Arab(Lughot, Nahwu,Shorof,ma’ani, bayan,badi, Istiqoq)

2. Pelaku dosa besar atau ahli bid’ah, yang dengan perbuatannya itu menjadikan hatinya gelap dan menutupi     pemahamannya terhadap Alqur’an

3. Orang yang dalam akidahnya hanya mengakui makna Zahir nash.

Tak sembarang orang dapat menafsirkan alqur’an, karena Alqur’an adalah kalamullah yang penuh dengan mukjizat oleh karenanya perlu ilmu untuk membaca dan memahaminya

Kalau melihat zaman sekarang banyak orang yang sembarang menterjemahkan Alqur’an bahkan menafsirkannya padahal keilmuanya tak mumpuni. Sabda nabi Shalallahu alaihi wasallam  :

مَنْ فَسَّرَ الْقُرْآنَ بِرَأْيِهِ فَلْيَتَبَوَّا مقْعَدَهُ مِنَ النّار
Barang siapa menafsirkan Alqur’an sekehendaknya, maka bersiaplah neraka menjadi tempatnya.

Wallahu a'lam

Sunday, July 6, 2014

kesalahan-kesalahan dalam santap sahur




تناولُ السَّحُور من السنن التي حث عليها رسول الله عليه وسلم، وقد جاء في ذلك قوله: (تسحروا، فإن في السحور بركة) رواهالبخاري ومسلم. وقد فرط بعض المسلمين في هذه السُّنَّة، وأفرط البعض الآخر فيها، فوقعوا في أخطاء نشير إليها تالياً:

أولاً: ترك بعض الناس السحور، وهذا خلاف السنة؛ فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان من هديه السحور، ثم إنه قد حث عليه وجعله فارقا بين صيامنا وصيام أهل الكتاب، يقول عليه الصلاة والسلام: (تسحروا؛ فإن في السحور بركة) متفق عليه، ويقول عليه الصلاة والسلام: (فَصْلُ ما بين صيامنا وصيام أهل الكتاب، أكلة السَّحَر) رواه مسلم، وبناء على هذه الأحاديث التي اشتملت على فضائل السحور، فإن في السحور عونا على الصيام، فلا ينبغي تركه.

ثانياً: تعجيل السحور وتقديمه في منتصف الليل أو قبل الفجر بساعة أو ساعتين، وهو خلاف السنة؛ فإن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (عَجِّلوا الإفطار، وأخِّروا السحور) رواه الطبراني وصححه الألباني. والسنة أن يكون السحور في وقت السَّحَر قبيل طلوع الفجر بقليل؛ ومنه سمي السحور سحوراً، فعن أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم وزيد بن ثابت تسحَّرَا، فلما فرغا من سَحُورهما قام النبي صلى الله عليه وسلّم إلى الصلاةِ فصلَّى، فسُئِل أنس: كم كان بين فراغِهما من سَحُورهما ودخولهما في الصلاة؟ قال: "قدْرَ ما يقرأ الرجل خمسين آية" رواه البخاري.

ثالثاً: الاستمرار في الأكل والشرب مع أذان الصبح وهو يسمع النداء، والواجب أن يحتاط العبد لصومه، فيمسك بمجرد أن يسمع أذان المؤذن.

رابعاً: الإفراط في تناول طعام السَّحور، حيث إن الإفراط في تناول السَّحور يؤدي إلى خمول الجسم، وهذا بدوره يفضي إلى التثاقل عن أداء الواجبات، وهو ما ينافي الحكمة من الصوم وهي كسر شهوة البطن والفرج والسحور إذا كثر فإنه ينافي هذه الحكمة.
قال الحافظ بن حجر: والصواب أن يقال ما زاد في المقدار حتى تنعدم هذه الحكمة بالكلية فليس بمستحب كالذي يصنعه المترفون من التأنق في المآكل وكثرة الاستعداد لها، ويحصل السحور بأقل ما يتناوله المرء من مأكول ومشروب وقد أخرج أحمد من حديث أبي سعيد الخدري بلفظ: السحور بركة فلا تدعوه ولو أن يجرع أحدكم جرعة من ماء فإن الله وملائكته يصلون على المتسحرين.
خامساً: النوم بعد تناول السَّحور مباشرة، وهو من العادات السيئة، حيث إنه يجلب على صاحبه أضرارا صحية، فضلاً عما فيها من تضيعٍ لصلاة الفجر مع الجماعة، ومخالفةٍ لسنة رسول الله صلى الله عليه وسلم في المكوث في المسجد بعد صلاة الفجر؛ لذكر الله إلى أن تطلع الشمس. 

terjemah ringkas :
santap sahur merupakan sunnah yang di anjurkan nabi SAW. sebagaimana sabdanya : sahurlah!karena di dalamnya terdapat keberkahan(H.R. Bukhori Muslim) diantara kesalahan-kesalahan dalam bersantap sahur adalah :

1. meninggalkan sahur. hal ini menyelisihi sunnah sebab sabda nabi:  sahurlah! karena di dalamnya ada keberkahan. dan juga nabi SAW bersabda : perbedaan antara puasa kita dan puasa ahl kitab adalah makan sahur(H.R Muslim)

2. menyegerakan sahur. menyegerkan sahur pada pertengahan malam atau satu atau dua jam sebelum fajar. hal ini menyelisihi sunnah sebab sabda nabi : segerakanlah buka(jika sudah waktunya) dan akhirkanlah makan sahur (H.R. ATTOBRONI)

3. melanjutkan makan meskipun sudah terdengar azan. seharusnya menahan dan tidak boleh lagi menyantap sahur

4. terlalu kenyang atau berlebih-lebihan dalam santap sahur. ini menyebabkan badan kita malas untuk melakukan kewajiban ibadah. ini menghilangkan hikmah dari puasa yaitu memecah syahwat butn(perut dan kemaluan nabi SAW bersabda dari hadist yang di riwayatkan Abu Said Al Khudri : Sahur itu berkah maka jangan meninggalkannya meskipun hanya dengan seteguk air karena sesungguhnya Allah dan malaikatnya merahmati orang yang bersahur .

5. Tidur setelah santap sahur. merupakan kebiasaan yang buruk. ini menyebabkan tertinggalnya shalat subuh secara berjamaah dan berzikir hingga terbit matahari.

Wallahu a'lam
(jalmihina)


Saturday, July 5, 2014

download kitab-kitab shalawat dan penjelasannya


silahkan klik link-link dibawah ini jika sudah terbuka pdf klik yang bergambar disket untuk menyimpan di komputer anda. semoga bermanfaat..terima kasih... salam  dari jalmihina(alfaqir ilaa rabbihil jalil)

1- اتحاف السادات في أحكام الصلاة والسلامعلى أشرف المخلوقات - محمد خليل الخطيب النيدي 
    klik disini
2- أفضل الصلوات على سيد السادات، ويليه صلوات المحبين - النبهاني - أحمد عبد الجواد
    klik disini
3- الاربعين في الصلاة والسلام على سيد الثقلين - عبد الحق الهاشمي
    klik disini
4- الإعلام بفضل الصلاة على النبي والسلام - النميري
   klik disini
5- البدور النيرات في اختصار دلائل الخيرات - أويس بن عبدالله المجتبيء
   klik disini
6- التفكر والاعتبار في الصلاة على النبي المختار - أحمد بن ثابت المغربي
   klik disini
7- الجمال المبين على الجوهر المبين فى الصلاة على اشرف المرسلين - الحلوانى
   klik disini
8- الجوهر النفيس في شرح صلوات ابن إدريس
   klik disini
9- الخير الكثير في الصلاة و السلام على البشير الندير - شعبان بن محمد الاثاري الموصلي الشافعي
    
klik disini
10- الدر المنضود في الصلاة والسلام على صاحب المقام المحمود - ابن حجر الهيتمي
      
klik disini
11- الدلالات الواضحات على دلائل الخيرات - النبهاني
      
klik disini
12- الذخيرة الماحية للا ثام في الصلاة على خير الانام - مصطفى البكري الصديقي
      
klik disini
13- الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم - عبد الله سراج الدين
     
klik disini
14- الصلات والبشر في الصلاة على سيد البشر - الفيروزابادي
    
klik disini
15- القول البديع في الصلاة على الحبيب الشفيع - السخاوي
     
klik disini
16- النجوم الزواهر في الصلاة والسلام علي سيد الاوائل والاواخر - موسي بن علي الشرقاوي الشافعي الخلوتي
    
klik disini
17- أنوار الآثار المختصر بفضل الصلاة على سيد الأبرار - الأُقْلِيشي
    
klik disini
18- ثلاث رسائل في الصلاة على النبي صلى الله عليه و آله وسلم
      klik disini
19- جامع الثناء على الله تعالى - النبهاني
     
klik disini
20- جامع الصلوات و مجمع السعادات على سيد السادات - النبهاني
     
klik disini
21- جلاء الأفهام في فضل الصلاة والسلام على خير الأنام - ابن قيم الجوزية
     
klik disini
22- جمع الأحاديث الأربعين في الصلاة على النبي الأمين - المياديني
    
klik disini
23- حسن الكلام في أحكام الصلاة على خير الأنام - الباليساني
    
klik disini
24- دلائل الخيرات - الجزولي
    
klik disini
25- رياض الجنة في أذكار الكتاب والسنة - النبهاني
    
klik disini
26- سراج المريدين في الصلاة والسلام على سيد المرسلين - واصف أحمد كابلي
    
klik disini
27- سعادة الدارين في الصلاة على سيد الكونين - النبهاني
    
klik disini
28- شفاء السقام في نوادر الصلاة والسلام - شعبان بن محمد القرشي
    
klik disini
29- صلوات الثناء - النبهاني
    
klik disini
30- فضائل وانوار الصلاة والسلام على سير الانام - حسن محمد الليثى
    
klik disini
31- فضل الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم - إسماعيل القاضي
    
klik disini
32- فقه الصلوات والمدائح النبوية - محمد زكي إبراهيم
      klik disini
33- كتاب الصلاة على النبي لابن ابي عاصم وأنوار الاثار المختصة بفضل الصلاة على النبي المختار للاقليشي والقربة الى رب العالمين بالصلاة على محمد سيد المرسلين لابن بشكوال

   klik disini
34- كيف نصلي على رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم - محمد عبده يماني
    klik disini
35- مِفْتَاحُ الأَسْرَارِ فِي مَا يَتَعَلَّقُ بالصَّلاَةِ عَلَى سَيِّدِ الأَبْرَارِ صلى الله عليه وآله وسلم - محمد بن إدريس الدباغ
    klik disini
36- نفح الطيب في الصلاة على الحبيب - الكنتي
   klik disini
37- يسر الناظرين شرح روضة النسرين في أحكام وفضائل الصلاة على النبي الأمين - الشنقيطي
     klik disini
38- تحرير المقال في الحمد لله والصلاة والسلام على سيّد الإرسال - سحنون بن عثمان الونشريسي
      klik disini
39- شرح دلائل الخيرات - الشرنوبي
     klik disini
40- أدل الخيرات في الصلاة على سيد الكائنات صلى الله عليه وسلم - محمد بن عبد الكبير الكتاني
    klik disini
41- خمس نصوص إسلامية نادرة في معجزات الرسول وفضائله وفضل الصلاة والسلام عليه - زين الدين شعبان بن محمد الآثاري
    klik disini
42- زهر الرياض في رد ما شنعه القاضي عياض على من اوجب الصلاة على البشير النذير في التشهد الأخير - محمد بن محمد بن محمد بن خيضر الخيضرس
    klik disini
43- شراب أهل الصفا في الصلاة على النبي المصطفى صلى الله عليه وسلم - محمد بن القاسم القندوسي
    klik disini
44- ضياء الصلاة والسلام على سيدنا خير الأنام صلى الله عليه وسلم - محمد إلياس العطار
    klik disini
45- فضائل وأنوار الصلاة والسلام على سيد الأنام صلى الله عليه وسلم - حسن محمد الليثي
     kilk disini
46- مطالع المسرات بجلاء دلائل الخيرات - محمد المهدي الفاسي
    klik disini
47- هدية المحب المشتاق المستهام لرؤية من أثنى عليه الملك الخلاق في المنام عليه أفضل الصلاة وأزكى السلام - محمد التهامي بن المدني كنون
   klik disini

48- وسيلة المتوسلين بفضل الصلاة على سيد المرسلين - بركات العروسي القسنطيني
      klik disini
49- تحفة المحبين بالصلاة والسلام على سيد المرسلين صلى الله عليه وعلى آله في كل وقت وحين - محمد بن محمد الدمياطي العزب
     klik disini
50- دوحة الأسرار في معنى الصلاة على النبي المختار - أحمد العلاوي
      klik disini
51- كشف الحجاب وإماطة النقاب في الصلاة والسلام على أحب الأحباب صلى الله عليه وسلم - جلال الدين المدني

     klik disini
 52- أبواب الجنان وفيض الرحمن في الصلاة والسلام على سيدنا محمد سيّد ولد عدنان - أبو حفص الزموري

   klik disini

perihal meletakan tangan di atas kepala saat membaca penutup surah alhasyr pada ratib al attas




 Ketika membaca penutup surah al hasr pada ratib al attas atau wirdul latif kita sering meletakan tangan di atas kepala tentunya kita bertanya kenapa ini dilakukan. Dan kebanyakan dari k kitapun melakukann  karena melihat guru atau orang lain melakukannya...tak salah memang bahkan bagus kita melihat guru berbuat demikian dan kita pun melakukannya inilah iman golongan terbanyak (sam’an watoatan) keimanan seperti ini di puji oleh imam Alghazaly. Beliau katakan hebatnya iman orang kampung kalau kata kiyai atau ustadz atau guru demikian ya demikian..tapi lihat orang kota yang mengaku intelek sam’an wa nanya-nanya.... mana dalilnya? Sohih ga? Hadis bukan?.  Wallahu a’lam
.
Perihal mengenai peletakan tangan di saat membaca surah al hasyr tersebut dalam hadist yang diriwayatkan dari Sayyiduna ‘Abdullah bin Mas‘ud RA dan juga Sayyiduna ‘Ali bin Abi Talib RA. Hadis ‘Abdullah bin Mas‘ud RA diriwayatkankan oleh Abu Nu‘aym, al-Khatib, al-Daylami, Ibn al-Taylasan, dan lain-lain. Manakala hadis ‘Ali bin Abi Talib RA diriwayatkankan oleh al-Daylami saja. Silakan lihat takhrij dan kupasan tentangnya secara detil dalam kitab Kasyf al-Labs ‘an Hadith Wad‘ al-Yad ‘ala al-Ra’s.

عن علقمة والأسود: قرأنا على عبد الله بن مسعود، فلما انتهينا إلى خاتمة سورة الحشر قال: ضعا أيديكما على رؤوسكما فإني قرأت على النبي صلى الله عليه و سلم فلما بلغت هذه الآية قال: ضع يدك على رأسك فإن جبريل عليه السلام لما نزل بها علي قال لي: ضع يدك على رأسك فإنها شفاء من كل داء إلا السام، وهو الموت.

Terjemahan:
Dari Alqamah dan al-Aswad: Kami membaca al-Quran kepada ‘Abdullah bin Mas‘ud RA, lalu tatkala kami sampai di penutup Surah al-Hasyr, beliau berkata: Letakkan tangan kamu berdua di kepala kamu, sesungguhnya aku pernah membaca kepada Nabi SAW, maka ketika aku sampai pada ayat ini baginda bersabda: “Letakkan tangan kamu di kepala kamu, sesungguhnya Jibril AS ketika menurunkannya kepadaku beliau berkata kepadaku: Letakkan tangan kamu di kepala kamu, sesungguhnya ia adalah penawar dari segala penyakit kecuali mati”.

al-Sayyid Muhammad ‘Abd al-Hayy al-Kattani(w. 1382H) salah seorang ulama ahli hadist dari damsiq merumuskan bahwa hadis ini bukan palsu . Ia masih dapat diamalkan sekurang-kurangnya dalam bab  fadha’il amal. Imam al-Sayyid Muhammad ‘Abd al-Hayy al-Kattani turut menyebutkan banyak alim ulama yang mengamalkan hadis ini.

Amalan inipun terdapat dalam wazifah zarrruqiyah susunan Imam Ahmad Zarruq al-Syazili (w. 899H) adalah konsep wirid asal bagi amalan al-Masthurat yang dimasyhurkan oleh Imam Hasan al-Banna.atau juga di kenal wazifah kubra.

di antara awrad Wazifah Zarruqiyyah ialah membaca tiga ayat terakhir Surah al-Hasyr, dan Imam Zarruq menyebutkan:

وهو واضع يده اليمنى على رأسه.
(Sambil ia meletakkan tangan kanannya di kepala) yakni ketika membaca ketiga ayat tersebut. Namun, kaifiat ini ditiadakan dalam amalan al-Matshurat Imam Hasan al-Banna.

Bagi kalangan pesantren dan ahli majlis lebih sering membaca wirdul latif susunan dari Al imam quthub Habib Abdullah bin alwi alhadad sohibur ratib.

silahkan download kitab  Kasyf al-Labs ‘an Hadith Wad‘ al-Yad ‘ala al-Ra’s.